Jumat, 05 Februari 2016

#JustCollegeThings Indeks Prestasi

Halo halo! Gimana Eduday-nya minggu lalu? Jadi makin yakin sama pilihan kalian? Atau ada yang malah jadi berubah pikiran? Yang penting sekarang udah bukan waktunya masih bingung mau ke mana setelah ini. Sekarang waktunya fokus ngejar tujuan kalian dengan giat belajar buat UN dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Harapan kami sebagai panitia Eduday Smansasi 2016 adalah semoga persembahan hasil kerja keras kami bisa membantu kalian memecahkan kebingungan yang mungkin kalian hadapi selama ini. Sekarang giliran kalian mengerahkan seluruh kemampuan kalian buat bekerja keras meraih cita-cita kalian. Kami pernah ada di posisi kalian. Alhamdulillah banyak dari kami berhasil meraih tujuan kami dan kami tahu kalian juga pasti bisa melaluinya.

Aih berasa jadi kakak yang baik :')

Yak seperti biasa kali ini admin bawa ulasan menarik soal dunia perkuliahan. Walau Eduday udahan, terus mampir-mampir ke sini ya. Doakan saja agar mood admin nggak hilang buat terus berbagi informasi soal dunia kuliah di sini. Belajarnya distop dulu, rileks dulu sebentar, terus simak pembahasan kali ini tentang indeks prestasi.

Indeks prestasi (IP) adalah besaran ukur hasil belajar kalian. Di SMA ekuivalen dengan rata-rata rapor. Sebetulnya hampir sama kayak nilai/skor kuliah karena pengukurannya berdasarkan skor-skor ujian mata kuliah kuliah kalian. Ada dua macam IP: indeks prestasi semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK).

Walau ekuivalen dengan rata-rata rapor, cara ngitung IP nggak sesederhana njumlahin semua nilai terus dibagi jumlah mata kuliah. Di postingan sebelumnya tentang SKS admin pernah bilang bahwa nilai SKS suatu mata kuliah menunjukkan signifikansi mata kuliah tersebut di dalam program studi kalian. Nah salah satu wujud signifikansi itu ada di perhitungan IP ini.

Pertama, IPS. Setelah ujian kalian akan mendapatkan nilai[citation needed], biasanya berupa huruf A-E. Tiap huruf nilai punya bobot masing-masing dari 0.00-4.00, misalnya nilai A bobotnya 4.00, B bobotnya 3.00, dan seterusnya. Nah perhitungan IPS kira-kira begini:


Bobot nilai mata kuliah dikali nilai SKS mata kuliah i  tersebut, lalu total perkalian dari seluruh mata kuliah tersebut dibagi total SKS yang diambil pada semester tersebut.

Berikutnya IPK. Cara ngitungnya sama aja kayak IPS, bedanya yang dihitung adalah nilai seluruh nilai mata kuliah yang pernah kalian ambil di seluruh semester yang pernah kalian jalani. Nah IPK inilah yang menyebabkan kalian menyandang predikat prestisius cum laude, magna cum laude, atau summa cum laude ketika lulus. Tiap perguruan tinggi bisa punya aturan yang berbeda-beda soal pemberian predikat tersebut. Ada yang asal IPK-nya mencapai nilai tertentu aja, ada yang kuliahnya harus nggak lebih dari empat tahun, ada yang harus pernah publikasi riset, macem-macem deh.

Perihal SARIP

Di Eduday kemarin pasti ada di antara kalian yang nanya-nanya soal IP kakak-kakak yang kuliah di perguruan tinggi yang kalian sasar dan jawabannya cuma "hehe" atau "aduhhh" atau yang lainnya yang intinya si tertanya menolak buat menjawab. Admin sih yakin pasti itu terkait kabar-kabar bahwa penilaian SNMPTN tergantung juga pada nilai kakak-kakak kelas kalian selama kuliah.

Jadi gini, di tengah masyarakat anak kuliahan berkembang nilai dan norma yang menganggap IP itu privasi dan tindakan ngasih tau IP ke orang-orang itu pamali. Tindakan tersebut biasa disebut SARIP (suku, agama, ras, dan IP). Kenapa bisa dianggap pamali? Katanya sih kalo kecil malu, kalo gede nggak enak sama yang kecil.

Kuliah itu beda sama sekolahan yang masuk bareng lulus juga (kemungkinan amat sangat besar sekali) bareng. Dapet nilai kecil juga pasti guru kalian nggak bakal ngasih jauh-jauh dari KKM. Di sekolah, semales-males kalian (asal masih di dalam batas-batas) guru-guru kalian pasti bakal berusaha biar kalian tetep bisa lanjut dan ngikutin.

Di kuliahan kalo kalian tertinggal ya tertinggallah kalian. Pasti down banget kan rasanya kalo IP kalian di bawah sementara temen-temen kalian yang lain di atas. Kebayang-bayang terlambat lulus dan beban bayaran kuliahnya. Nah inilah salah satu alasan kenapa nyebarin IP ke orang-orang itu dianggap pamali. Selain menghindari sombong dan pamer, kita juga perlu menjaga perasaan teman-teman kita biar nggak makin down. Ya gimana semestinya kita berperilaku di tengah masyarakat aja pokoknya.

Gimana? Cukup jelas? Balik belajar lagi gih. Tapi kalo ada hal kurang jelas yang berkecamuk di pikiran kalian dan mengganggu belajar kalian, tanyain aja ke admin-admin kita di saluran sosmed lainnya. Insya Allah kalo kalian tanya masih dijawab kok. Semangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar