Sabtu, 12 Maret 2016

Organisasi Diri

Ditulis oleh Aditya Fachry Indianto, Teknik Perkapalan UI 2015

Dunia perkuliahan merupakan dunia yang amat seru, luas, dan penuh dengan pilihan. Kalian bisa hidup tenang dengan hanya masuk kelas lalu langsung pulang setelahnya, atau kalian bisa mengisi dunia tersebut dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dapat memberi nilai tambah bagi diri kalian. Kalian yang menentukan.

Banyak sekali hal yang dapat dilakukan di dunia perkuliahan. Mari kita ambil contoh dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), tempat penulis berkuliah. Di FTUI, ada lebih banyak event dan program kerja dibanding jumlah hari dalam satu tahun. Tidak sedikit penyelenggara program kerja tingkat fakultas maupun tingkat universitas yang membentuk kepanitiaan dengan melakukan rekrutmen terbuka bagi semua mahasiswa. Pasti sudah terbayang bagaimana sibuknya mahasiswa-mahasiswa di sini. Organisasinyanya pun ada banyak, dari tingkat departemen sampai tingkat fakultas. Belum termasuk kegiatan-kegiatan dan organisasi se-UI yang peserta dan anggotanya merupakan campuran dari berbagai fakultas.

Ketika kalian memutuskan untuk terjun di dunia tersebut maka harus ada persiapan dari diri kalian sendiri. Persiapan tersebut bertujuan agar kalian mempunyai komitmen untuk apa yang akan kalian lakukan. Komitmen tersebut akan menjadi kontrak antara kalian dengan organisasi atau kegiatan kepanitiaan karena banyak orang akan bergantung pada kalian. Seperti apa persiapan yang harus kalian lakukan?

Menjaga kesehatan

Kesehatann adalah yang paling berharga. Kalian tidak mungkin berkegiatan secara produktif dalam kondisi sakit. Mulailah dengan hal-hal yang sederhana tetapi berdampak nyata pada kesehatan kalian seperti minum beberapa gelas air putih setiap pagi, olahraga, memperhatikan pola makan, dan istirahat yang cukup.

Olahraga penting dilakukan karena selain dapat menjaga kesehatan dan meningkatkan energi kalian, olahraga juga dapat meningkatkan mood kalian serta dapat meredakan stres. Akan ada satu titik di mana kalian akan mengalami tekanan stres berlebih, baik yang berasal dari kelas, kegiatan ospek berkepanjangan, atau dari kegiatan organisasi dan kepanitiaan yang kalian jalani. Olahraga merupakan salah satu jalan keluar yang dapat kalian tempuh. Kalian bisa jogging mengelilingi kampus, bermain futsal bersama teman-teman, ataupun berenang.

Tugas-tugas di perkuliahan akan berbeda dari masa-masa sekolah dulu. Tugas yang harus kalian kerjakan (biasanya) akan lebih banyak dan lebih rumit dari yang kalian dapatkan di sekolah, belum lagi kewajiban-kewajiban organisasi dan kepanitiaan. Tugas-tugas tersebut dapat memakan sebagian waktu istirahat kalian. Kerjakanlah tugas-tugas kalian di awal waktu atau kerjakan di waktu-waktu senggang. Tujuannya adalah agar tidak mepet dengan deadline yang akan membuat kalian mengerjakannya hingga larut malam atau sampai pagi. Cicil tugas-tugas yang besar agar tidak menumpuk.

Merencanakan kegiatan harian

Penulis menyarankan agar kalian memiliki diary atau buku harian. Tujuannya agar kalian bisa mencatat segala appointment dan kegiatan yang akan kalian lakukan di hari-hari ke depan. Buku tersebut juga bisa kalian isi dengan catatan mengenai tugas-tugas kalian beserta deadline-nya. Fungsinya tentu saja agar kalian tidak lupa dengan semua hal tersebut.

Jadikan pagi hari kalian sebagai waktu untuk merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan kalian lakukan pada hari itu. Buka buku kalian, catatlah setiap kegiatan yang harus dilakukan dan tugas yang harus dikerjakan. Harapannya adalah agar hari kalian menjadi lebih produktif dan tidak ada waktu terlewat sia-sia.

Mengatur waktu sangatlah penting dalam kehidupan perkuliahan. Tujuannya adalah agar kalian sendiri tidak kewalahan menjalaninya. Caranya adalah dengan selalu mengecek waktu ketika akan merencanakan suatu agenda. Jangan sampai terjadi agenda yang bentrok. Ketika kalian akan melakukan suatu kegiatan, cek kegiatan apa yang harus dilakukan setelahnya untuk menghindari agenda yang terlewat.

Tetaplah belajar

Serap ilmu sebanyak-banyak selama kalian bergelut di dunia perkuliahan dan ambil pelajaran dari berbagai kesalahan yang telah kalian lakukan agar kalian dapat selalu maju ke depan. Selain belajar materi kuliah dari kelas, kalian juga bisa belajar mengenai nilai-nilai kehidupan dan pelajaran lainnya dari berbagai sumber. Pelajaran-pelajaran tersebut dapat kalian temukan dengan ikut kegiatan organisasi, kepanitiaan, dan berbincang dengan senior. Senior yang sudah bergelut lebih dulu dari kalian pastinya memiliki lebih banyak ilmu tentang dunia perkuliahan.

Amati dan pelajarilah suatu kasus dari berbagai sudut pandang agar kalian dapat menentukan sikap dengan baik. Pembelajaran ini sangatlah penting karena kalian dituntut untuk bersikap dewasa di perkuliahan nanti. Kedewasaan tersebut dapat dibentuk dari sikap dan penentuan jalan keluar kalian dari setiap masalah yang kalian hadapi.

Memotivasi diri

Tujuan dari memotivasi diri adalah agar kalian selalu dalam kondisi yang bersemangat dan siap untuk menjalani hari. Banyak halang rintang yang akan kalian hadapi selama perkuliahan. Dengan semangat dari dalam diri kalian, segala rintangan tersebut dapat kalian atasi dengan lebih mudah.
Banyak cara yang kalian dapat lakukan untuk memotivasi diri kalian, misalnya

Menunjukkan rasa bersyukur

Penulis menyarankan agar kalian mengintrospeksi diri kalian setiap pagi. Pikirkan hal-hal yang kalian syukuri selama ini, salah satunya dengan selalu beribadah kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya. Tujuannya agar kalian lebih bersemangat dalam menjalani hari.

Merapikan meja kerja

Meja kerja yang dimaksud adalah meja tempat kalian belajar di kamar kalian. Memang terkesan sepele, tetapi meja kerja yang rapi dapat memberi kalian energi positif dan inspirasi dalam melakukan pekerjaan sehingga fokus kalian lebih tajam dan tugas kalian dapat selesai dengan lebih sempurna. Meja yang rapi juga dapat mengurangi rasa jenuh ketika mengerjakan suatu pekerjaan.

Melakukan kegiatan favorit

Ketika mengatur waktu, jangan lupakan waktu untuk diri kalian sendiri. Kalian pasti butuh waktu istirahat atau me-time. Setelah menyisihkan waktu untuk hal tersebut, tentukan apa yang kalian lakukan untuk mengisi waktu tersebut. Kalian bisa istirahat, berolahraga, membaca buku, atau mungkin bermain dengan hewan peliharaan kalian.

Selalu diingat bahwa dunia perkuliahan akan berbeda dengan dunia sekolah kalian. Kalian sendirilah yang menentukan seperti apa dunia kalian nanti. Dengan saran-saran tersebut, penulis berharap bahwa kalian dapat menguasai dunia perkuliahan, bukan tenggelam di dalamnya.

Jumat, 26 Februari 2016

Tinggal: Di Mana?

Hai hai! Ujian Nasional udah kurang dari dua bulan lagi nih, ayo ayo semangat belajarnya ditambah lagi!

UN makin deket, berarti musim ujian masuk perguruan tinggi juga makin deket nih. Nah coba belajarnya dijeda dulu sebentar, karena admin bawa ulasan yang cukup penting nih buat persiapan kalian kuliah nanti. Kota-kota tujuan kuliah udah, sekarang kita bakal bahas pilihan-pilihan tempat tinggal kalian kelak nih.

Kak, keterima aja belom. Masa udah harus mikirin tempat tinggal sih?

Lah bocah kagak tau.
Pilihan tempat tinggal itu cukup penting buat dipikirin sejak jauh hari. Di musim-musim ujian masuk, kurva kebutuhan akan tempat tinggal bakal meningkat drastis. Itu artinya persaingan buat mendapatkan ruang tinggal semakin ketat. Pastiin gimana kamu mau tinggal nanti, biar ketika kamu keterima nanti kamu langsung bisa terjun ke arena perebutan ruang tinggal.

Biasanya buat anak kuliah pilihan-pilihan yang umum ada

Pulang-pergi

Biasanya pilihan ini cuma berlaku buat kalian yang kampusnya nanti di kota-kota yang ada di sekeliling Bekasi. Kalo masih di sekitaran Bekasi bisa lah naik motor, angkot, becak, atau ojek. Tapi kalo udah ke daerah Jakarta, Depok, atau yang lainnya yang udah agak jauh, kalian bisa mulai mengakrabkan dengan suasana desak-desaknya kereta commuter line dan bis kota.

Oh iya, review ini datangnya dari kak Fitri yang kuliah di UNJ. Kata kak Fitri, enaknya kuliah pulang-pergi itu kalian nggak perlu pusing mikirin biaya hidup sehari-hari karena, ya, biaya hidup kalian masih dipenuhi orang tua kalian secara langsung. Makan terjamin, alat mandi terjamin, cucian terjamin, semuanya terjamin pokoknya soalnya kebutuhan kalian nggak terpisah dengan kebutuhan keluarga di rumah. Orang tua kalian juga nggak ngeluarin biaya sewa tempat tinggal lagi.

Selain biaya hidup, kalian juga bisa terhindar dari yang namanya home sick atau kangen keluarga di rumah akibat perantauan yang berkepanjangan. Kalian juga bisa ikut jalan-jalan bareng keluarga di akhir pekan. Jadi kalian bisa menyisihkan waktu yang relatif banyak buat kalian habiskan bersama keluarga.

Sayangnya ada harga yang harus kalian bayar buat itu semua, terutama buat kalian yang kampusnya agak jauh dari Bekasi, yaitu banyak waktu, uang, dan energi habis di jalan. Di pagi hari ketika berangkat kuliah dan sore hari ketika pulang kuliah, jalanan dan gerbong-gerbong akan dibanjiri ribuan bahkan jutaan sosok manusia yang berkegiatan di sekitar wilayah ibukota. Jalan-jalan bakal macet dan antrian kereta bakal panjang. Uang yang akan kalian habiskan buat biaya transportasi pulang-pergi juga nggak bisa dibilang sedikit. Jadi, bersiaplah buat waktu-waktu dan energi yang mestinya bisa kalian habiskan buat belajar, istirahat, atau main, tapi malah habis di jalan.

Gerakan kalian juga akan lebih terbatas karena kalian masih terikat dengan aturan rumah yang (biasanya) nggak boleh pulang malem dll., apalagi kalo kalian nggak ada kendaraan pribadi. Angkot, bis kota, kereta, ojek, dan sebangsanya kan nggak beroperasi 24 jam. Jadi mungkin kalian yang dasarnya aktif berorganisasi atau bergaul akan menemui sedikit kendala di sini.

Satu kalimat soal kuliah pulang-pergi dari kak Fitri: "Hemat, tapi makan biaya juga. Terjamin, tapi harus mandiri juga."

Ngekos

Wah ini pilihan paling umum dan cukup praktis buat anak kuliahan. Kalian punya kamar sendiri, barang-barang sendiri, ngatur jadwal sendiri, punya tetangga-tetangga sendiri.

Review ini merupakan hasil kolaborasi antara kak Thaha dan temannya, kak Iban Getarjati yang sama-sama kuliah di UNPAD. Enaknya tinggal di kosan adalah biasanya komplek kos-kosan letaknya nggak jauh dari kampus, jadi kalian nggak perlu menghabiskan banyak waktu di jalanan. Di wilayah komplek kos-kosan mahasiswa juga biasanya banyak warung dan toko yang menyediakan berbagai kebutuhan kuliah kalian.

Pengalaman tinggal di kosan itu bisa beda-beda, tergantung kepada banyak variabel seperti kelengkapan fasilitas, lingkungan, tetangga-tetangga, jarak dari kampus, aturan kos, induk semang (pemilik kos), dll. Harga sewa pastinya berbanding lurus dengan kelengkapan fasilitas yang bakal kalian dapet. Ada yang beberapa ratus ribu rupiah per bulan dengan kamar yang agak sempit, sampai yang jutaan rupiah per bulan dengan fasilitas serupa hotel.

Tapi secara umum, pengalaman yang akan didapatkan semua anak kos adalah kebebasan buat ngatur hidupnya sendiri. Di kosan kalian tentu saja akan terlepas dari ikatan aturan rumah dan bebas bikin aturan sendiri dengan aturan kos sebagai batas-batasnya. Kalian mau pulang malem, yang ngebatesin cuma jam malam kos, kalo ada. Mau kamar berantakan, kalo kalian memang nyaman dengan itu ya nggak ada yang ngelarang. Mau nginep di kampus berhari-hari juga terserah kalian.

Yang harus diperhatikan adalah jangan sampai dengan kebebasan itu kalian jadi lupa diri dan lepas kendali. Dengan ngekos kalian udah resmi jadi anggota masyarakat di sekitar kosan kalian dan dengan begitu kalian harus tunduk dengan norma dan tata krama yang berlaku di sana.

Selain menjaga diri, tuntutan lain yang pastinya bakal kalian hadapi sebagai anak kos adalah belajar hidup mandiri dan teratur. Di kosan kalian nggak bakal ngerasain enaknya makanan dimasakin, baju dicuciin, kamar disapuin, dan lainnya. Kalian harus mulai belajar nggak bergantung sama orang lain. Meskipun kalian bakal punya tetangga kos yang kalian mintain tolong, mereka juga punya kesibukan masing-masing yang nggak bisa kalian ganggu seenaknya. Dengan begitu kalian akan belajar mencapai keteraturan dan numbuhin rasa tanggung jawab atas apa yang kalian miliki sendiri.

Tinggal serumah sama temen

Bisa jadi kalian patungan nyewa/ngontrak rumah bareng temen atau kalian nempatin rumah punya keluarga/sodara kalian yang nggak ditempatin kemudian ngajak temen buat tinggal bareng.

Review ini datangnya dari kak Amyra Kirana, kakaknya Adit CI9, yang sekarang kuliah di IPB. Sama kayak ngekos, kalian bisa bikin aturan sendiri bersama temen serumah kalian dengan norma masyarakat sekitar sebagai batas-batasnya. Tanggung jawabnya jelas lebih besar dibanding ngekos karena urusan kalian serumah-rumah, nggak cuma sekamar. Tapi pekerjaan itu bisa kalian bagi-bagi dengan teman-teman serumah kalian.

Dengan tinggal serumah kalian akan jadi punya temen yang deket banget. Kalian jadi punya temen ngobrol kapanpun, jadi ada yang ngebangunin tiap pagi, dan jadi punya temen belajar. Dengan tanggung jawab serumah-rumah juga kalian jadi belajar buat ngurus rumah tangga yang pastinya bakal berguna pada saatnya nanti. Semua itu bisa kalian dapetin tanpa kehilangan kebebasan ala anak kos.

Tapi namanya tinggal bareng orang lain kalian harus mau pengertian dan bertanggung jawab atas temen kalian. Mau gimana juga dia punya kesibukan, masalah, dan privasi sendiri. Sebisa mungkin hindari timbulnya perselisihan berkepanjangan. Nggak kayak temen biasa yang bisa kalian jauhin sejenak kemudian kalian bisa lari ke kos buat merenung, temen serumah nggak bisa kalian jauhin begitu aja. Jadi di sini kalian dituntut buat bersikap lebih dewasa.

Pesan dari kak Amyra adalah cari temen yang udah kalian kenal luar-dalemnya agar tercipta kenyamanan di dalam rumah.

Tinggal di asrama

Beberapa perguruan tinggi nyediain asrama buat mahasiswanya, biasanya sih khusus mahasiswa baru. Tapi ada beberapa perguruan tinggi yang ngewajibin mahasiswanya buat tinggal di asrama. Biasanya pilihan buat tinggal di asrama berlaku buat kalian yang setelah diterima nggak mau ribet-ribet dulu ngurusin nyari kosan atau kontrakan.

Review ini datangnya dari kak Aul yang sekarang kuliah di UGM. Biasanya satu kamar di asrama isinya nggak sendirian. Bisa berdua, bertiga, atau ber-n, jadi kalian nggak bakal pernah sendirian di lingkungan yang baru. Kalian bakal punya tetangga-tetangga senasib seperjuangan sebagai mahasiswa baru yang berasal dari daerah dan program studi yang beda-beda. Di asrama juga bakal ada waktu-waktu rame, biasanya kalo ada event atau musim ujian. Selain itu, normalnya kamar di asrama udah prefurnished (apa tuh bahasa sininya) sehingga kalian nggak perlu lagi pusing mikirin perabotan kamar karena sebagian besar udah disediakan. Asik kan?

Biasanya asrama punya program rutin yang wajib diikutin seluruh penghuninya. Kadang berupa program outbound, pengembangan keterampilan, pengembangan diri, dll. Mirip-mirip acara ekskul gitulah. Rutinnya bisa tiap bulan, tiap dua minggu, pokoknya tergantung asrama kalian nanti. Jadi kalian harus siap-siap menyisihkan waktu senggang buat program asrama.

Dengan tinggal di asrama, kalian dituntut buat belajar disiplin karena tiap asrama pasti punya aturan yang harus ditaati tiap penghuninya. Aturan yang paling umum adalah adanya jam malam, jadi kalian harus lebih bisa ngatur jadwal kegiatan sehari-hari biar bisa pulang sebelum jam malam. Biasanya penggunaan listrik per kamar juga dibatesin demi kemaslahatan bersama.

Dengan tinggal sekamar sama orang lain juga mungkin ada beberapa dari kalian yang bakal ngerasa nggak nyaman karena kekurangan ruang privasi. Di sinilah pentingnya saling memahami di antara temen-temen sekamar biar kalian jadi nyaman buat tinggal bersama mereka.

Tinggal di rumah sodara

Pilihan ini tentunya hanya berlaku buat kalian yang punya sodara atau keluarga yang rumahnya terjangkau dari kampus kalian nanti. Bahkan bukannya nggak mungkin kata orangtua kalian, "kamu kuliahnya di univ X aja biar bisa numpang di rumah sodara, kan cuma setengah jam naik motor." Tapi yang mimin maksud sodara di sini nggak terbatas cuma yang ada hubungan keluarga kayak sepupu atau om/tante, bisa juga temen deket orangtua kamu yang udah mereka anggap sebagai sodara sendiri.

Review ini datangnya dari kak Adimas Satrio, temennya kak Wildan, yang kuliah di UI. Dengan tinggal di rumah sodara yang deket kampus kalian bisa ngedapetin berbagai keuntungan kuliah pulang-pergi rumah-kampus tanpa harus kehabisan banyak waktu di jalan. Makan terjamin, nggak perlu bayar sewa kos/rumah, bisa ikut liburan weekend, nggak kesepian, dan banyak lagi. Apalagi kalo kebetulan sodara kalian kuliahnya di kampus yang sama dengan kalian dan prodinya sama, bisa jadi temen belajar dan bertukar pikiran.

Tapi yang nggak boleh lupa ya kalian tinggal di sana cuma numpang. Jangan sampe kalian keenakan dan malah ngerepotin sodara kalian. Walaupun mungkin sodara kalian seneng aja rumahnya ditinggalin kalian dan budhĂ© kalian dengan senang hati nyuciin baju dan nyapuin kamar kalian, kalian kan juga perlu buat belajar mandiri. Jadi kalo kalian ada kesempatan ngurusin barang-barang kalian sendiri, kerjain sendiri.

Yak pilihan-pilihan umumnya setau admin itu aja. Sebetulnya ada juga pilihan-pilihan lain yang cukup ekstrim kayak menghuni sekre UKM atau pindah-pindah kosan temen, tapi admin sih nggak menyarankan itu semua. Fokus UN, fokus ujian masuk, semangat, dan jangan lupa bahagia!

Jumat, 05 Februari 2016

#JustCollegeThings Indeks Prestasi

Halo halo! Gimana Eduday-nya minggu lalu? Jadi makin yakin sama pilihan kalian? Atau ada yang malah jadi berubah pikiran? Yang penting sekarang udah bukan waktunya masih bingung mau ke mana setelah ini. Sekarang waktunya fokus ngejar tujuan kalian dengan giat belajar buat UN dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. Harapan kami sebagai panitia Eduday Smansasi 2016 adalah semoga persembahan hasil kerja keras kami bisa membantu kalian memecahkan kebingungan yang mungkin kalian hadapi selama ini. Sekarang giliran kalian mengerahkan seluruh kemampuan kalian buat bekerja keras meraih cita-cita kalian. Kami pernah ada di posisi kalian. Alhamdulillah banyak dari kami berhasil meraih tujuan kami dan kami tahu kalian juga pasti bisa melaluinya.

Aih berasa jadi kakak yang baik :')

Yak seperti biasa kali ini admin bawa ulasan menarik soal dunia perkuliahan. Walau Eduday udahan, terus mampir-mampir ke sini ya. Doakan saja agar mood admin nggak hilang buat terus berbagi informasi soal dunia kuliah di sini. Belajarnya distop dulu, rileks dulu sebentar, terus simak pembahasan kali ini tentang indeks prestasi.

Indeks prestasi (IP) adalah besaran ukur hasil belajar kalian. Di SMA ekuivalen dengan rata-rata rapor. Sebetulnya hampir sama kayak nilai/skor kuliah karena pengukurannya berdasarkan skor-skor ujian mata kuliah kuliah kalian. Ada dua macam IP: indeks prestasi semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK).

Walau ekuivalen dengan rata-rata rapor, cara ngitung IP nggak sesederhana njumlahin semua nilai terus dibagi jumlah mata kuliah. Di postingan sebelumnya tentang SKS admin pernah bilang bahwa nilai SKS suatu mata kuliah menunjukkan signifikansi mata kuliah tersebut di dalam program studi kalian. Nah salah satu wujud signifikansi itu ada di perhitungan IP ini.

Pertama, IPS. Setelah ujian kalian akan mendapatkan nilai[citation needed], biasanya berupa huruf A-E. Tiap huruf nilai punya bobot masing-masing dari 0.00-4.00, misalnya nilai A bobotnya 4.00, B bobotnya 3.00, dan seterusnya. Nah perhitungan IPS kira-kira begini:


Bobot nilai mata kuliah dikali nilai SKS mata kuliah i  tersebut, lalu total perkalian dari seluruh mata kuliah tersebut dibagi total SKS yang diambil pada semester tersebut.

Berikutnya IPK. Cara ngitungnya sama aja kayak IPS, bedanya yang dihitung adalah nilai seluruh nilai mata kuliah yang pernah kalian ambil di seluruh semester yang pernah kalian jalani. Nah IPK inilah yang menyebabkan kalian menyandang predikat prestisius cum laude, magna cum laude, atau summa cum laude ketika lulus. Tiap perguruan tinggi bisa punya aturan yang berbeda-beda soal pemberian predikat tersebut. Ada yang asal IPK-nya mencapai nilai tertentu aja, ada yang kuliahnya harus nggak lebih dari empat tahun, ada yang harus pernah publikasi riset, macem-macem deh.

Perihal SARIP

Di Eduday kemarin pasti ada di antara kalian yang nanya-nanya soal IP kakak-kakak yang kuliah di perguruan tinggi yang kalian sasar dan jawabannya cuma "hehe" atau "aduhhh" atau yang lainnya yang intinya si tertanya menolak buat menjawab. Admin sih yakin pasti itu terkait kabar-kabar bahwa penilaian SNMPTN tergantung juga pada nilai kakak-kakak kelas kalian selama kuliah.

Jadi gini, di tengah masyarakat anak kuliahan berkembang nilai dan norma yang menganggap IP itu privasi dan tindakan ngasih tau IP ke orang-orang itu pamali. Tindakan tersebut biasa disebut SARIP (suku, agama, ras, dan IP). Kenapa bisa dianggap pamali? Katanya sih kalo kecil malu, kalo gede nggak enak sama yang kecil.

Kuliah itu beda sama sekolahan yang masuk bareng lulus juga (kemungkinan amat sangat besar sekali) bareng. Dapet nilai kecil juga pasti guru kalian nggak bakal ngasih jauh-jauh dari KKM. Di sekolah, semales-males kalian (asal masih di dalam batas-batas) guru-guru kalian pasti bakal berusaha biar kalian tetep bisa lanjut dan ngikutin.

Di kuliahan kalo kalian tertinggal ya tertinggallah kalian. Pasti down banget kan rasanya kalo IP kalian di bawah sementara temen-temen kalian yang lain di atas. Kebayang-bayang terlambat lulus dan beban bayaran kuliahnya. Nah inilah salah satu alasan kenapa nyebarin IP ke orang-orang itu dianggap pamali. Selain menghindari sombong dan pamer, kita juga perlu menjaga perasaan teman-teman kita biar nggak makin down. Ya gimana semestinya kita berperilaku di tengah masyarakat aja pokoknya.

Gimana? Cukup jelas? Balik belajar lagi gih. Tapi kalo ada hal kurang jelas yang berkecamuk di pikiran kalian dan mengganggu belajar kalian, tanyain aja ke admin-admin kita di saluran sosmed lainnya. Insya Allah kalo kalian tanya masih dijawab kok. Semangat!

Sabtu, 23 Januari 2016

#JustCollegeThings Satuan Kredit Semester

Hai! Asiiik, Eduday Smansasi 2016: Pursuing Higher Education with EASE™ makin deket! Kosongin jadwal, siapin semua pertanyaan, ajakin temen-temen kalian buat dateng ya!

Belajarnya distop dulu sebentar, sebab kali ini admin bawa ulasan yang udah admin janjiin di postingan sebelumnya. Kali ini kita bakal ngebahas soal satuan kredit semester (SKS). Mungkin kalian yang anak Kurtilas™ udah cukup familiar dengan istilah ini, tapi karena admin bukan anak Kurtilas™ jadi admin nggak tau persis SKS-nya kalian sama atau enggak dengan SKS-nya kuliahan. Maaf ya :3

Tiap mata kuliah yang akan kalian ambil punya nilai SKS masing-masing ("nilai" as in "value," not as in "score"). Nilai SKS suatu mata kuliah akan berpengaruh pada banyaknya jam kuliah tiap minggu, yang pada akhirnya akan memengaruhi jadwal kuliah kalian. Jumlah SKS maksimum yang bisa diambil pada tiap semester bergantung pada besarnya indeks prestasi kumulatif (IPK) kalian. Nilai SKS mata kuliah yang kalian ambil pun akan berdampak pada besarnya pengaruh skor mata kuliah tersebut dalam perhitungan IPK. Jadi rencana studi, SKS, dan IPK bisa dibilang saling memengaruhi satu sama lain.

Gini ceritanya.

For simplicity's sake, SKS kita analogikan dengan mata uang. Tiap semester baru, kalian akan diberi sejumlah uang (jumlah SKS maksimum). Jumlahnya tergantung IPK kalian. Uang itu bisa kalian belanjakan dengan mata-mata kuliah yang mau kalian ambil waktu ngisi isian/kartu rencana studi (IRS/KRS). Bisa kalian habisin semuanya, atau bisa kalian sisain sedikit buat waktu istirahat atau ekskul. Sisa uang itu ada batas maksimumnya (jumlah SKS minimum), lagi-lagi tergantung IPK kalian. Sayangnya uang sisa belanja kalian di semester itu nggak bisa kalian bawa buat tambahan belanja di semester berikutnya.

Tiap mata kuliah jumlah jam kuliahnya mingguannya bisa beda-beda, ada yang dua jam kuliah tiap pertemuan, ada yang tiga jam. Biasanya satu jam kuliah harganya satu SKS, tapi kadang nggak semua mata kuliah begitu. Besarnya harga SKS suatu mata kuliah bisa dibilang menunjukkan "signifikansi" mata kuliah tersebut di dalam program studi kalian. Jadi makin besar harga SKS suatu mata kuliah, makin besar juga pengaruh nilai ujian kalian di mata kuliah tersebut dalam perhitungan indeks prestasi semester (IPS) kalian.

Setelah selesai satu semester, IPK baru kalian akan dihitung dari IPS di semester-semester yang pernah kalian jalanin. Seselesainya liburan semester, kalian akan diberi uang SKS lagi yang jumlahnya tergantung IPK baru kalian. Uang itu bisa kalian belanjakan  dengan

Dan demikian seterusnya sampai kalian lulus.

Nantinya setelah total uang SKS yang kalian belanjain berbagai mata kuliah itu udah mencapai jumlah tertentu, uang itu akan dikembaliin lagi ke kalian buat dituker dengan wisuda. Tentunya setelah syarat-syarat lain juga udah terpenuhi, misalnya mencapai IPK minimum dan lunas bayaran kuliah.

[SPOILER] Ini nggak spoiler juga sih sebetulnya. Kalo kalian udah paham dengan konsep rencana studi dan SKS, tips ini cukup obvious. Tipsnya adalah belanjain sebanyak-banyaknya SKS di awal kuliah biar di semester-semester atas nanti, ketika kalian udah disibukkan dengan organisasi dan berbagai kerjaan, kuliahnya jadi lebih santai. Konsekuensinya ya beban kuliah kalian jadi berat di awal. Tapi ya pada akhirnya itu pilihan kalian sih mau pukul rata atau santai di belakang. [/SPOILER]

Begitulah kira-kira konsep dasar SKS. Mungkin ada beberapa poin yang kelewat, tapi menurut admin itu udah cukup kok buat pemahaman kalian sekarang. Kalo sekarang kalian bingung, nanti juga setelah merasakannya kalian bakal paham sendiri.

Tapi kalo masih penasaran juga bisa banget kok ditanya ke admin-admin lain lewat berbagai saluran socmed kita. Atau bisa juga disimpen di buku catatan buat ditanyain di Eduday Smansasi 2016: Pursuing Higher Education with EASE™ minggu depan. Sampai jumpa!

Jumat, 08 Januari 2016

#JustCollegeThings Rencana Studi

Halo! Cie yang udah masuk sekolah lagi. Tahun baru, semangat baru. Semangat buat belajar, semangat buat meraih cita-cita. Meninggalkan SMA tercinta; berpisah dengan teman-teman, adik-adik kelas, guru-guru terkasih; mengumpulkan memori-memori terakhir yang akan kalian cetak di dalam buku kenangan masa putih abu-abu yang tiada terganti; menutupnya dengan sampul bertuliskan ungkapan penuh harapan: "see you on top, friends!" ....

Cie baper.

Seperti biasa, belajarnya distop dulu sebentar, sebab kali ini admin bawa pembahasan lagi soal hal-hal yang perlu kalian ketahui perihal dunia perkuliahan. Kali ini kita bakal ngebahas rencana studi.

Kalian udah punya rencana setelah SMA ini mau lanjut ke program studi apa? Oke.

Di perguruan tinggi mana? Sip.

Ambil berapa SKS? Ehm ....

Ambil mata kuliah apa aja? Prasyaratnya udah terpenuhi semua belum? Di kelas mana? Dosennya siapa? Jadwalnya kapan? Peminatan apa nanti?

Iya, di kuliah nanti rencana studi kalian bakal seterperinci itu. Mungkin itu salah satu sebab orang bilang kuliah itu lebih bebas dari sekolah. Semua itu bisa kalian pilih sendiri.

Sistem rencana studi ini ada di banyak perguruan tinggi. Biasanya di awal tiap semester kalian bakal diminta buat ngisi Isian/Kartu Rencana Studi (IRS/KRS), baik tertulis di atas kertas formulir maupun online lewat web portal akademik masing-masing perguruan tinggi.

IRS ini nantinya diisi dengan mata kuliah apa aja yang mau kalian ambil dan oleh dosen yang mana kalian mau diajari. Dari situ akan terbentuk jadwal kuliah dan kelas-kelasnya. Biasanya di tiap semester ada jumlah SKS maksimal, beberapa mata kuliah wajib yang harus diambil, dan jumlah maksimal mahasiswa tiap kelas yang diajar tiap dosen. Jadi ada batasan-batasannya dan biasanya kalian bakal rebutan jadwal/kelas/dosen sama temen-temen kalian. Kalo kalian agak bingung dengan konsep SKS, mungkin akan dibahas di lain postingan.

Walau keliatannya sederhana, tapi kalian nggak bisa sembarangan ngisi IRS loh. Harus ada poin-poin yang jadi pertimbangan kalian, sebab rencana studi ini bisa berpengaruh buat masa depan studi kalian dan terpengaruh oleh riwayat studi kalian.

Yang pertama dan yang paling sering jadi rebutan adalah dosen. Ada beberapa tempat yang punya kebijakan pemaketan rencana studi semester pertama, jadi kalian nggak punya kesempatan buat ngisi IRS sendiri. Kalaupun ngisi, biasanya cuma buat latihan aja buat di semester-semester depan.

Seiring waktu berlalu, kalian akan tau dosen mana aja yang sesuai dengan karakter kalian. Kalian juga akan kenal dan dekat dengan kakak-kakak tingkat yang dengan senang hati akan menceritakan pengalamannya diajari oleh dosen-dosen mereka. Akhirnya ketika tiba waktu pengisian IRS berikutnya kalian udah punya dosen incaran dan buru-buru mendaftar jadi muridnya sebelum keduluan temen-temen kalian.

Berikutnya adalah jadwal. Di SMA sebagian besar dari kalian yang ikut ekskul udah belajar cara ngatur waktu berorganisasi biar nggak bentrok sama jadwal belajar. Di kuliah bisa sebaliknya, jadwal kuliah yang kalian atur biar nggak bentrok sama jadwal berorganisasi, istirahat, dan nyuci baju. Tergantung prioritas kalian. Tapi jadwal kelas biasanya ngikutin jadwal dosen. Jadi tinggal pilih, kalian mau jadwal-oriented atau dosen-oriented.

Selanjutnya adalah mata kuliah yang mau kalian ambil di semester-semester yang akan datang. Ibarat Sid Meier's Civilization, teknologi combustion nggak bisa kalian dapetin sebelum kalian punya teknologi explosives. Di kuliah juga gitu, ada beberapa mata kuliah yang jadi prasyarat biar kalian bisa ngambil mata kuliah lain, jadi kalian harus ambil mata kuliah Matematika Ekonomi I—dan lulus dengan nilai minimal tertentu—biar bisa ngambil Matematika Ekonomi II di semester yang akan datang. Tapi ada juga mata-mata kuliah yang prasyaratnya ada di semester yang sama. Biasanya mata kuliah teori jadi prasyarat buat mata kuliah praktikumnya. Ya iyalah.

Yang terakhir adalah minat kalian sendiri. Di luar mata kuliah wajib semester dan wajib peminatan biasanya ada mata-mata kuliah pilihan yang bisa kalian ambil sesuai dengan minat kalian asal prasyaratnya terpenuhi dan masih ada slot SKS. Kalo kalian kuliah di program studi fisika dan pengen mendalami astronomi, kalian bisa ambil mata kuliah Mekanika Benda Langit. Kalo kalian kuliah di ilmu komputer dan deep inside kalian masih anak biologi, kalian bisa ambil Bioinformatika. Asik kan?

Cukup jelas? Cari info soal program studi di universitas yang mau kalian ambil dan pikirin garis besar rencana studi kalian biar sesuai dengan cita-cita kalian selulus kuliah nanti. Semangat!

Jumat, 25 Desember 2015

#JustCollegeThings Uang Kuliah Tunggal

Hai! Gimana kabar rapor? Sehat? Setelah keluar rapor semester 5 dan melirik riwayat rapor kalian ke belakang, mestinya kalian yang mau ikutan SNMPTN udah punya gambaran buat nentuin kelanjutan studi kalian. Kalo kalian bener-bener berharap banget dengan SNMPTN, mungkin setelah ngeliat hasil rapor kalian bisa menyesuaikan lagi pilihan kalian. Tapi kalo kalian yakin dengan kemampuan kalian dan siap berjuang di SBMPTN atau ujian mandiri, mestinya gimanapun hasil rapor kalian dan apapun pilihan kalian di SNMPTN nanti nggak jadi masalah, karena, ya, nothing to lose.

Tapi nanti dululah pusingnya. Liburan aja dulu, menyegarkan pikiran dan kejiwaan sebelum bener-bener diperes habis di UN dan ujian masuk perguruan tinggi. Dan sebelum mulai kemas-kemas koper mending baca ulasan admin kali ini. Kali ini kita bakal ngebahas hal kedua atau ketiga yang paling sering kalian tanya ke kakak-kakak alumni, yaitu tentang sistem Uang Kuliah Tunggal atau UKT.

"Uang Kuliah", artinya biaya kuliah. Ekuivalen dengan SPP di sekolah. "Tunggal", artinya satu-satunya. Jadi di sistem UKT kalian cukup bayar biaya kuliah satu kali dan itu aja dalam satu periode tertentu—biasanya satu semester—dan di dalam tiap periode pembayaran besarannya selalu sama. Biaya per semester emang jadi agak lebih mahal dibanding sebelum UKT berlaku, tapi kalian jadi terbebas dari beban uang pangkal di awal masuk kuliah yang besarnya bisa belasan-puluhan juta rupiah.

Karena biaya kuliah satu-satunya, *mestinya* pihak universitas nggak berhak buat mungut biaya apa-apa lagi buat kepentingan apapun, termasuk uang pangkal, uang gedung, uang fasilitas, biaya SKS, biaya praktikum, dan biaya-biaya lainnya karena semuanya udah di-cover UKT.

Besaran UKT dibagi ke dalam beberapa tingkatan dan bisa beda-beda buat tiap orang, tergantung kebijakan tiap universitas, program studi, dan kemampuan ekonomi keluarga kalian. Jadi setelah kalian dinyatakan lulus seleksi masuk, pihak universitas bakal minta berbagai macam data, termasuk data tentang rincian pendapatan orang tua dan kondisi ekonomi keluarga kalian. Dari data itu bakal ditentuin biaya kuliah kalian ada di tingkatan berapa. Kalo keluarga kalian tergolong berkecukupan atau malah berkelebihan dan dapet tingkatan UKT yang tinggi, ikhlaskan. Sebab salah satu tujuan awal penerapan UKT itu buat membantu teman-teman kalian nanti yang keluarganya kurang mampu lewat subsidi silang.

UKT ini mulai diterapkan baru sejak angkatan 2013 yang lalu dan berlaku di seluruh PTN di Indonesia. Tapi berlakunya cuma buat kelas-kelas reguler loh ya. Di kelas-kelas internasional dan kelas paralelnya UI, sistem pemeringkatan UKT nggak berlaku. Biasanya besarannya rata buat setiap orang. Jadi kalo kemampuan ekonomi keluarga jadi salah satu pertimbangan kalian, pastiin kalian nggak salah masuk kelas atau salah jalur masuk, biar kalian sendiri nggak kerepotan nantinya.

Nah itu kan buat PTN, gimana buat yang PTS?

Di PTS nggak ada sistem yang berlaku universal buat seluruh PTS, jadi sistem pembiayaan kuliahnya tergantung kebijakan masing-masing universitas. Ada yang membebankan uang pangkal cuma buat mahasiswa yang masuk lewat jalur tertentu, ada yang besarannya tergantung jumlah SKS yang diambil, ada yang besarannya rata buat semua orang, pokoknya tergantung kebijakan universitasnya.

Gimana, jelas kan? Jelas dong. Pesan admin itu tadi, kalo kemampuan ekonomi keluarga termasuk pertimbangan kalian, cari tau info soal kelas atau jalur masuk yang akan kalian tempuh nanti. Jangan sampe kalian kerepotan sendiri nantinya. Misal kalian ngerasa besaran UKT yang kalian dapet nggak sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga kalian, jangan malu-malu buat ngadu ke posko-posko advokasi yang biasanya ada di bawah BEM tiap universitas atau fakultas.

Dan semisal kalian menemukan penyimpangan dalam penerapan UKT, jangan diem aja. Tuntut, lawan, luruskan.

Jumat, 11 Desember 2015

#JustCollegeThings Program Kreativitas Mahasiswa

Hai hai semua! Belajarnya udah sampe mana? Coba dijeda dulu belajarnya dan simak pembahasan kali ini. Tiba-tiba admin jadi terpikir buat ngebahas hal-hal yang terkait dengan dunianya anak kuliah biar kalian nggak buta-buta amat nantinya. Dan hal yang terlintas di pikiran admin buat dibahas kali ini adalah soal PKM atau Program Kreativitas Mahasiswa.

PKM adalah program tahunan dari Kemenristekdikti buat para mahasiswa. Judul acaranya udah self-explanatory lah ya, tujuannya sebagai wadah pengembangan kreativitas mahasiswa. Kreativitasnya yang kayak gimana? Jangan ngebayangin acaranya bakal kayak semacem event lomba kesenian atau olahraga di jaman SMA. Di sini yang bakal diasah adalah kreativitas kalian buat menghasilkan karya-karya nyata yang bisa berguna bagi masyarakat.

Ada beberapa cabang di PKM. Ada PKM-P atau penelitian. Ada PKM-KC atau karsa cipta. Ini cocok buat kalian yang seneng ngoprek dan kreatifnya hi-tech. Ada PKM-T atau penerapan teknologi. Bedanya sama PKM-KC itu, di PKM-T penerapan teknologinya ditujukan buat secara langsung membantu masyarakat produktif, dan biasanya nggak se-hi-tech PKM-KC. Ada PKM-M atau pengabdian masyarakat. Bedanya sama PKM-T, di PKM-M kalian membantu masyarakat yang kurang atau tidak produktif. Ada lagi PKM-K atau kewirausahaan, buat kalian yang kreatif ngedesain produk dan berwirausaha. Ada PKM-AI atau artikel ilmiah. Yang terakhir ada PKM-GT atau gagasan tertulis, buat kalian yang seneng berkhayal dan membayangkan apa yang bisa dibuat jadi lebih baik di sekitar kalian.

Wih kayaknya asik tuh kak. Aku jadi minat nih, tapi takut nantinya kebentur soal biaya ....

Tenaaang! Jangan takut lingkaran kreativitas kalian nantinya bersinggungan dengan kurva urusan pendanaan. Nantinya kalian bakal dapet pendanaan langsung dari Kemenristekdikti. Biasanya pendanaan maksimal sekitar Rp12jt.

Biar lebih jelas, admin dibantu kak Fajar yang ikut PKM-KC sama kak Anjas yang ikut PKM-KC juga dan PKM-M nih. Di kalangan universitas, PKM itu bener-bener ajang yang bergensi banget. Jadi banyak universitas yang bener-bener menganjurkan mahasiswanya buat ikutan PKM. Bahkan beberapa universitas ada yang ngewajibin PKM buat sebagian atau seluruh mahasiswanya. Misalnya di UNPAD, kata kak Fajar ada program dari universitas yang ngewajibin mahasiswa baru buat ikut PKM. Di prodinya kak Anjas juga katanya ada wajib PKM buat seluruh mahasiswa baru.

Di universitas atau fakultas atau prodi yang mewajibkan mahasiswanya buat ikutan PKM biasanya bakal ada semacem acara sosialisasi atau pelatihan mengenai PKM. Di situ biasanya sekalian dibentuk tim-timnya kalo kalian belom punya tim. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari dan merumuskan ide. Kalian mau ikut PKM apa dan mau bikin apa. Berikutnya adalah bikin proposal sebagai paparan ide tim kalian yang nantinya akan diseleksi di fakultas atau universitas, tergantung sistem di masing-masing universitas. Kalo ide kalian diterima, kalian akan dapet pendanaan sesuai dengan yang tertera di proposal kalian. Setelah itu, mulailah kalian ngerjain proyek yang jadi gagasan tim kalian.

Puncaknya PKM adalah Pimnas atau Pekan Ilmiah Nasional. Di sana kalian bakal ketemu dengan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas yang bawa karya-karya mereka dan siap bersaing dengan tim kalian. Nanti karya kalian bakal dipresentasiin di depan juri. Setelah itu nunggu pengumuman juara deh. Yang jadi rebutan adalah gelar juara umum buat universitasnya. Tahun 2014 lalu yang jadi juara umum UGM, tahun 2015 ini juaranya UB. Tahun depan, doakan saja kakak-kakak kalian ini yang akan saling bersaing biar dapet hasil terbaik. Depannya lagi? Mungkin kalian yang akan bawa nama universitas kalian kelak buat dapet gelar juara umum.

Admin pernah ikutan sosialisasi PKM dan dapet beberapa tips nentuin gagasan, milih judul, dan bikin proposal yang baik. Mungkin masih terlalu jauh buat kalian, jadi ini sekadar FYI aja sih siapa tau di antara kalian ada yang setelah baca beberapa paragraf di atas langsung terinspirasi.

Pertama, ide atau topiknya dulu. "Pilih masalah aktual, hangat, relevan, dan mendesak." Istilah kitanya mah, masalah yang lagi jadi trending topic. Topik yang hangat pastinya punya nilai tambah karena kita jadi ikut mencarikan solusi bagi masalah yang sedang terjadi. Berikutnya pilih judul proyek (baca: proposal) kita. Sebisa mungkin judulnya "harus mampu memikat pembaca pada pandangan pertama." Atau kata orang luar, eye-catching. Kabarnya ada proposal-proposal yang nggak begitu diperhatiin, bahkan sama sekali nggak dibaca juri cuma karena judulnya nggak menarik. Buat pembuatan proposal nanti ada panduan resminya. Yang penting jangan melenceng dari panduannya dan jangan lupa untuk selalu memperhatikan kaidah tata Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar.

Cukup sekian mungkin yah. Sekarang ini sih yang penting fokusin usaha kalian buat lulus UN dengan nilai yang memuaskan dan lolos ke perguruan tinggi yang kalian idamkan. Tapi nggak ada salahnya juga sih mulai ngumpulin ide buat ikutan PKM nanti kalo setelah baca postingan ini kalian jadi beneran terinspirasi. Kalo ada yang kurang jelas boleh loh ditanya-tanya ke admin-admin lain di berbagai saluran socmed kita. Semoga kalian dapet hasil yang terbaik di segala usaha yang sedang kalian jalani.