Sabtu, 28 November 2015

Kuliah: Di Mana?

Malam, semua! Coba belajarnya di-break dulu, minumannya disruput dulu, terus baca review kali ini. Sebelumnya admin minta maaf nih karena postingan kali ini terbitnya agak telat dari biasanya. Jadi di malam hari yang cukup dingin itu, hujan gerimis baru saja berhenti turun mengusapkan sedikit air pada luka bumi ini yang sudah terlalu lama sehari-harinya dirajam sang surya ketika admin lagi kehabisan bahan review prodi dan kemudian pikiran itu muncul.

Anak-anak itu kan perlu tau juga soal kota tempat mereka bakal tinggal selama kuliah kelak.

Maka jadilah postingan ini. Di sini kita bakal bahas soal beberapa kota yang biasanya jadi tujuan kuliah banyak anak Smansasi. Buat nentuin lanjut kuliah di mana, pastinya nggak cuma universitasnya yang jadi bahan pertimbangan, kota tempat universitas tersebut berada juga harus jadi bahan pertimbangan. Mungkin di antara kalian ada yang liat biaya pulang-perginya, ada yang liat biaya hidupnya, lingkungannya, masyarakatnya, pergaulannya, atau ada-enggaknya sodara yang bisa ditumpangin di sana, sesuai kondisi kalian dan keluarga kalian. Mari disimak.

Jabodetabek

Yha.

Review ini datangnya dari kak Dena dan kak Komang yang masing-masing kuliah di UI dan IPB. Kalo pertimbangan kalian tempat kuliahnya nggak boleh jauh-jauh, Jabodetabek jadi pilihan yang pas banget. Di wilayah ini pilihan tempat kuliahnya ada banyak banget, PTN, PTS, sampe berbagai jenis kedinasan ada. PTN di Jabodetabek ada UI, IPB, UNJ, UIN, dan UPN. Meskipun nggak masuk Jabodetabek, UNSIKA di Karawang juga bisa jadi pertimbangan. PTS-nya yang terkenal ada UG, UNTAR, USAKTI, BINUS, dan banyak lagi.

Transportasi umum di wilayah Jabodetabek sudah sangat cukup memadai sekali buat ukuran mahasiswa. Ke mana-mana ada KRL. Turun KRL udah disautin abang-abang angkot. Males desek-desekan di angkot, tinggal geser dikit nemu pangkalan ojek. Keliling Jakarta ada busway yang nyaman. Soal biaya hidup rata-ratanya tergantung kalian tinggal di mana persisnya. Kata kak Dena di wilayah Depok-Jakarta agak mahal, tapi kata kak Komang di wilayah Bogor murah-murah. Soal memenuhinya nggak perlu khawatir. Apa sih yang nggak ada di Jabodetabek?

Di kala penat karena kuliah, kalian bisa mampir ke tempat rekreasi yang ada di wilayah Jabodetabek yang banyaaak dan beragam. Mau ke pantai, ada Ancol atau Tanjung Pakis. Mau ngadem ada Puncak. Mau ndaki ada Gede-Pangrango. Mau ke mal, bioskop, tinggal metik. Ya kalian anak Bekasi tau lah ya.

Enaknya kuliah di Jabodetabek itu kalo mau pulang deket. Bahkan bisa kuliah pulang-pergi dari Bekasi. Jadi kalo sewaktu-waktu kalian terjangkit homesick, gampang pulangnya. Minusnya, Jabodetabek terkenal panas nan menggerahkan, kecuali Bogor. Bogor pun adem tapi sering hujan. Mungkin dua keadaan itu yang harus siap kalian antisipasi kalo kalian milih buat kuliah di Jabodetabek.

Yogyakarta

Review ini datangnya dari kak Dika (Oxygen'14) dan kak Ilmi yang masing-masing kuliah di UII dan UGM. Waini terkenal Kota Pelajar ini. Di sini ada banyak banget kampus yang bisa dijadiin pilihan. PTN-nya ada UGM, UNY, UIN-SUKA, dan UPN. PTS-nya yang terkenal ada UII, UMY, dan Atma Jaya.

Di kalangan pelajar, Yogyakarta itu terkenal selain karena segala kebutuhan ada, biaya hidupnya juga murah. Ngeprint seharga fotokopi Bekasi. Barang-barang elektronik murah meriah. Makan 6-10rb udah kenyang dan bergizi. Kalo di tanggal tua kalian kelaperan kemudian nengok isi dompet dan hanya bisa tersenyum, di Yogyakarta ada jaringan korporasi multikecamatan yang terkenal bernama burjo yang siap menyelamatkan hidup kalian dengan makanan yang harganya terjangkau.

Selain beberapa titik jalan yang emang diramein wisatawan, Yogyakarta nggak begitu sering macet. Cukup nyaman buat kalian yang mau bawa kendaraan pribadi sendiri dari rumah. Tapi di Yogyakarta banyak jalan satu arah, jadi mungkin kalian butuh banget bantuan GPS buat beradaptasi. Selain itu, kalian juga harus beradaptasi buat lebih tertib, sebab kata kak Dika warga Yogyakarta sangat tertib berlalu lintas. Jarang banget keliatan ada pengendara motor yang nerobos lampu merah atau nggak pake helm. Kalo kalian lebih suka naik transportasi umum, ada bus Trans Jogja. Ya meskipun nggak senyaman Trans Jakarta, tapi lumayan lah buat keliling kota.

Andai kalian mabok kuliah, banyak loh tempat rekreasi yang bisa kalian kunjungin. Mau pantai ada Parangtritis yang terkenal. Mau ngadem ada Kaliurang. Di kotanya juga banyak tempat wisata. Malioboro, Keraton, Taman Pelangi, museum-museum juga banyak. Yang seneng berdebar-debar ada selancar pasir, panjat tebing, susur gua, banyak deh.

Dengan predikatnya sebagai Kota Pelajar, di Jogja kalian bakal punya banyak temen dari berbagai penjuru Nusantara. Jadi wawasan Indonesianya kalian nggak cuma di sekitaran Jabodetabek aja. Tapi ya gitu, kata kak Ilmi sekarang Yogyakarta udah mulai bergeser dari Kota Pelajar jadi Kota Wisata. Sebagaimana Bekasi yang dijamuri apartemen, Yogyakarta dijamuri hotel. Jadi siap-siap nemuin pemandangan yang sama dengan pemandangan Bekasi.

Bandung

Review ini datangnya dari kak Davin dan kak Aning yang masing-masing kuliah di ITB dan UNPAD. Wah Parisnya Jawa ini. Di Bandung ada banyak perguruan tinggi terkenal. PTN-nya ada ITB, UNPAD, dan UPI. PTS-nya ada TU, UNPAR, UNPAS, dll.

Bandung itu sangat diverse dan sangat variatif. Jadi pilihan pemenuhan kebutuhan hidup dan biayanya bener-bener luas. Mau makan, dari yang sangat borjuis sampai yang burjois ada. Mau nongkrong, dari yang sangat wow sampai yang yha juga ada. Tapi itu tergantung kalian tinggal di wilayah mana. Biaya hidup rata-rata di kota sih nggak jauh beda sama di Jabodetabek. Di wilayah kabupatennya, misalnya Jatinangor, biaya hidupnya jauh lebih murah daripada di kota.

Transportasi umum di Bandung yang paling gampang ditemuin itu angkot dan mobil travel. Buat tujuan dalam kota bisa naik angkot, sedangkan yang agak jauhan bisa naik mobil travel. Naik angkot di Bandung siap-siap sering pindah-pindah angkot, soalnya di sana banyak jalan satu arah, jadi banyak angkot yang nggak nyampe langsung ke tujuan. Saran kak Davin sih lebih enak bawa kendaraan pribadi. Tapi sebetulnya kalo jarak dari kosan ke kampus nggak begitu jauh sih lebih baik jalan kaki, sembari menikmati keindahan kota Bandung.

Pusing kuliah bingung mau refreshing ke mana? Atuh lah pake ditanya. Di Bandung mah sadaya aya. Mau ndaki, ada Papandayan dan Galunggung. Mau wisata yang agro-agro, ada Ciwidey. Mau ngemal, BIP, PVJ, TSM, tinggal pilih. Mau haha-hihi, ada TransStudio(tm). Mau belanja, banyak factory outlet. Mau yang menyatu dengan kota, banyak taman. Tinggal pilih deh.

Masyarakat di Bandung itu ramah-ramah dan terbuka banget sama pelajar perantau, karena orang Sunda memang terkenal cara bicaranya halus. Tapi ya namanya juga kota ya, kalian tetep mesti hati-hati sama kriminal-kriminal yang berkeliaran. Selain itu meskipun Bandung termasuk kota pelajar, kalian mesti jaga pergaulan kalian, sebab orang-orang dari berbagai daerah, berbagai karakter, dan berbagai latar belakang ngumpul di sana.

Malang

Review ini datangnya dari kak Yuan dan kak Dini yang kuliah di UB. Malang itu terkenal dingin dan banyak tempat wisatanya. Di Malang ada beberapa PTN: UB, UM, dan UIN. PTS-nya ada ITN, UNMER, dan UMM.

Selain Yogyakarta, Malang juga terkenal banget murah biaya hidupnya. Makan, buku-buku kuliah, semuanya deh. Angkot juga banyak dan murah di sana, jauh-deket di bawah 5rban. Tapi enaknya sih bawa kendaraan pribadi kalo kalian sangat mobile, soalnya angkot nggak beroperasi di malam hari.

Kalo sewaktu-waktu kalian empet kuliah mulu, di sekitar Malang ada banyaaak tempat wisata. Yang terkenal ada Jatim Park dan Secret Zoo. Yang seneng ngemal juga bisa main ke kotanya, walau di Malang nggak begitu banyak malnya. Kalo mau wisata yang lebih alami, bisa ke daerah Batu. Tempat wisata yang indah nan menyenangkan mata juga banyak, kayak Gunung Bromo dan beberapa pantai, tapi perjalanannya cukup jauh. Walau jauh, kepuasannya bakal sebanding kok sama perjalanannya.

Di Malang kalian bakal punya banyak temen dari penjuru timur Indonesia. Soalnya kata kak Dini pilihan kuliah mereka cuma di Malang atau Yogyakarta. Masyarakat Malang juga terbuka banget sama pendatang, terutama perantau kuliah. Tapi kata kak Yuan kalo beberapa warga cara ngomongnya agak ngebentak jangan diambil hati, sebab di Malang banyak orang Madura yang dialeknya memang begitu.

Semarang

Review ini datangnya dari kak Novi dan kak Ermaya yang kuliah di UNDIP. Semarang itu Ninja Hattori: mendaki gunung, melewati lembah. Di Semarang ada beberapa PTN: UNDIP, UNNES, dan UIN. PTS-nya ada UDINUS, UNIKA, UMS, UNPAN, dan UNISULA.

Semarang itu terbagi menjadi Semarang Atas dan Semarang Bawah. Atas itu kontur tanahnya agak berbukit karena posisinya ada di deket Gunung Ungaran, sedangkan Bawah itu kontur tanahnya datar. Kampus-kampus biasanya ada di wilayah Atas. Meskipun siang harinya panas, tapi malemnya sejuk kok.

Soal biaya hidup, Semarang lebih murah daripada Jabodetabek tapi bedanya nggak begitu jauh. Buat kebutuhan umum anak kuliahan gampang kok nyarinya. Tapi buat kebutuhan yang nggak umum, di Semarang agak susah soalnya nggak ada begitu banyak toserba. Denger-denger di Semarang juga ada burjo yang siap menjadi tempat kalian berteduh di akhir bulan yang keras nan menyayat hati.

Di Semarang ada bus Trans Semarang dan sepleton angkot yang siap memenuhi kebutuhan transportasi kalian. Tapi sayangnya mereka cuma beroperasi sampai jam 6 sore, jadi agak susah buat kalian yang nokturnal dan memilih untuk nggak bawa kendaraan pribadi. Kondisi lalu lintas Semarang itu tertib dan cenderung jarang macet selain lampu merah dan daerah yang memang diramaikan wisatawan. Kata kak Novi juga pengawasan dari polisi cukup ketat.

Kalo kalian merasa butuh piknik, di Semarang ada banyaaak tempat wisata. Yang terkenal ada Lawang Sewu dan Klenteng Sam Poo Kong. Yang seneng ngemal tinggal ke kota. Yang seneng belanja tinggal ke Pasar Johar. Yang seneng ndaki tinggal ke Gunung Ungaran. Yang seneng foto-foto ada Kota Lama. Lengkap.

Yang harus kalian antisipasi adalah kemarau yang terik dan penghujan yang deras. Semarang terkenal sering kena banjir rob dari laut. Walau mungkin kalian bakal kuliah dan tinggal di daerah Atas, tapi nggak ada salahnya merencanakan antisipasi. Selain itu, kalian juga harus mulai membiasakan diri tertib berlalu lintas, karena itu tadi, masyarakat Semarang itu tertib berlalu lintas dan pengawasan dari polisi ketat.

Surabaya

Review ini datangnya dari kak Alfindio dan kak Rizki PU yang masing-masing kuliah di ITS dan UNAIR. Surabaya itu terkenal panas dan memanaskan. Beberapa PTN yang ada di Surabaya ada ITS, UNAIR, UIN, UNESA, dan UPN JATIM.

Surabaya itu terkenal metropolitan, walau jelas nggak semetropolitan Jakarta. Jadi jangan heran kalo biaya hidup di Surabaya nggak jauh beda dengan Jakarta atau sekitarnya. Tapi kalo mau makan murah tetep ada tempatnya kok. Sebagaimana Yogyakarta dan Semarang yang banyak burjonya, di Surabaya banyak warkopnya. Jadi buat kalian yang seneng nangkring sesenggangnya waktu, bisa mampir ke warkop-warkop di sini.

Menurut kesaksian kak Alfindio, transportasi umum di Surabaya agak susah. Angkot dan ojek yang mangkal agak jarang dan tarifnya agak mahal. Jadi biasanya anak-anak kuliah di sana pilihannya bawa kendaraan pribadi atau naik GoJek(tm). Kalo kalian milih buat bawa kendaraan pribadi, hati-hati, sebab kondisi lalu lintas di sana sangat serupa-Bekasi yang sering macet dan agak keras.

Pilihan tempat rekreasi buat kalian yang mau melepas penat cukup banyak. Di kotanya ada berbagai jenis taman dan monumen. Ada Taman Bungkul, Taman Flora, Taman Prestasi, Monumen Kapal Selam, Tugu Pahlawan, dll. Yang rame buat malmingan ada SCNM atau Surabaya Carnival Night Market. Buat wisata alamnya sih katanya orang sana lebih suka ke daerah lain, misalnya Malang.

Jawanya Jawa Timur itu terkenal ngapak, jadi jangan kaget kalo dialek orang Surabaya agak kasar. Tapi mereka tetep ramah dan senang membantu kok, apalagi sama anak rantau. Sopan santun dan tata krama di sana juga masih dijaga banget, sampai pada titik di mana kalian harus turun dan nenteng motor kalian kalo lewat gang pemukiman.

Andai kalian jadi kuliah di Surabaya, siap-siap menghadapi segala problematika yang sering menghinggapi kota-kota metropolitan di Indonesia. Panas menyengat, sering macet, lingkungan yang relatif keras, dan lainnya. Tapi kata kak Rizki, justru di situ tantangannya kuliah di sana. Sebagai mahasiswa, kompleksnya permasalahan harusnya bisa jadi sumber inspirasi buat berkarya.

Asik.

Luar Negeri

Review ini datangnya dari kak Grista (Oxygen'14) yang lagi penyetaraan di Studienkolleg, Jerman, dan kak Irza yang kuliah di Heriot-Watt University, Malaysia. Asik kan ada review dari kakak-kakak di luar negeri? Kebetulan negara yang sering jadi tujuan anak Smansasi yang pengen kuliah di luar negeri itu Malaysia dan Jerman.

Budget tempat tinggal di Malaysia dan Jerman jelas lebih mahal daripada di Indonesia. Range budget rata-rata per bulannya sekitar Rp3-5jtan. Biaya hidup sehari-hari juga agak lebih mahal dibanding di sini, tapi ya itu tergantung gimana kaliannya di sana sih. Dan tergantung nilai tukar mata uang.

Meskipun untuk beberapa hal serba agak lebih mahal dibanding di sini, Malaysia dan Jerman terkenal untuk beberapa hal agak lebih nyaman dibanding di sini, termasuk transportasi umum. Di sana banyak pilihan moda transportasi yang bisa mencapai berbagai titik tujuan. Di Malaysia ada bus kota dan berbagai macam kereta. Ada kereta bandara, ada kereta antarpropinsi, ada Light Rail Transit (LRT). Di Jerman lebih beragam lagi, ada bus, kereta, trem, dan sepeda sewaan. Khusus mahasiswa ada Semesterticket yang bisa dipake buat keliling kota naik transportasi umum gratis, sebab biayanya udah masuk biaya kuliah.

Sekarang kita bahas sistem perkuliahannya nih. Sistemnya Malaysia nggak jauh beda sama Indonesia, tergantung kurikulum yang diambil masing-masing universitas. Yang agak beda itu Jerman. Karena masih penyetaraan, jadi kak Grista belom begitu paham soal seluk-beluk kuliahnya katanya. Tapi yang jelas, calon mahasiswa luar Jerman yang ijazahnya nggak diakui di sana harus masuk sekolah penyetaraan dulu, atau namanya Studienkolleg. Biasanya lama penyetaraan cuma dua semester, tapi kalo kalian udah kebelet kuliah kalian bisa ngambil ujian kelulusan dan lulus dalam satu semester. Lulus dari Studienkolleg, kalian bisa milih lanjut ke universitas yang cenderung teori atau ke Fachhochschule (FH) yang cenderung praktek. Jenjang dua-duanya sama kok.

Di kala penat kuliah, ada banyak tempat wisata unik yang berbeda dengan yang ada di sini. Karena masih di wilayah tropis, tempat wisata di Malaysia banyak yang berupa pantai, hutan, dan pulau, misalnya Penang dan Langkawi Island. Ada juga themepark Legoland Malaysia di Johor. Yang seneng belanja juga ada banyak pusat belanja di sini. Buat yang di Jerman, ada themepark Europapark yang terkenal. Yang mau main ke alam ada Danau Bodensee atau nyebrang ke Swiss lalu main di Pegunungan Alpen. Yang seneng ngemal sepertinya harus agak kecewa, karena di sana malnya jarang. Tapi yang seneng belanja, di sana ada banyak pasar jalan kok. Yang mau sekadar leyeh-leyeh di tengah kota juga bisa, ada banyak taman kota di sana. Tapi tetep lah, urusan tempat wisata Indonesia nomer satu.

Karena Malaysia, apalagi Jerman, itu jadi tujuan banyak calon mahasiswa, masyarakat di sana beragam banget asalnya. Jadi kalian harus bisa belajar menerima perbedaan dan keanekaragaman yang ada di masyarakat. Biasanya di tiap negara, mahasiswa asal Indonesia punya wadah sendiri buat menyatukan aspirasi dan tetap berkarya buat Indonesia meskipun lagi di luar negeri. Persaudaraan di wadah-wadah ini kuat banget, bahkan kata kak Irza, nasionalismenya seringkali lebih lebih daripada mahasiswa di Indonesia sendiri.

Pesan dari kak Grista, jangan takut buat kuliah di luar negeri.

Sepertinya segitu aja reviewnya. Semoga cukup memberikan gambaran bagi kalian yang nggak lama lagi bakal jadi bagian masyarakat di salah satu dari kota-kota itu. Atau kota tujuan kalian nggak kena review? Boleh loh diaduin ke admin lain di saluran-saluran medsos kita. Selamat memikirkan!

1 komentar:

  1. Aku rasa ngga ada org takut ya...cuma masalah finansial aja kalo kuliah di LN takut di duitnya alias tidak mampu =p wkwkww

    BalasHapus